Skip to main content

MANCING INTERNASIONAL NUSA TENGGARA TIMUR (NTT)

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali menggelar lomba memancing bertaraf internasional di sebuah selat yang terletak di antara Pulau Timor dan Pulau Rote. Hadiahnya pun cukup menggiurkan.
----------------
Sebagai agenda tetap Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Nusa Tenggara Timur (NTT), Lomba Mancing Internasional, akan kembali digelar di selat sempit antara Pulau Timor dan Rote serta di wilayah perairan timur Pulau Timor pada November 2009 mendatang.

Ansgerius Takalapeta, Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dihubungi www.indonesiaboat.com via telpon, Kamis (20/8) membenarkan hal itu. Ans yang mantan Bupati Alor itu mengatakan, acara tahunan kali ini akan memperbutkan hadiah sekitar Rp50 juta, piala dan piala bergilir . Lomba tersebut akan berlangsung selama tiga hari.

Wilayah perairan yang menjadi pusat lomba mancing, berbatasan dengan Australia. Di lokasi tersebut katanya, menyimpan kekayaan yang melimpah, seperti beragam jenis ikan, terumbu karang, dan biota laut lainnya. Ada tiga karang yang kerap didatangi para pemancing yakni Karang Beatrix, Tabui, dan Karang Dalam. Di tiga karang itu terdapat ikan yang digemari oleh pemancing antara lain Marlin, Layaran, Tenggiri, Wahui, Barakuda, Tuna, Kuwe, Lemadang dan Tuna.

Lomba mancing tahun lalu, diikuti pemancing internasional dari Perancis, Jerman, Australia, Jepang, Amerika, dan Timor Leste. sedang peserta lokal datang dari Jakarta, Surabaya, dan Kupang.

Lomba mancing yang bertaraf internasional tersebut, akan diawali lomba mancing tradisional di Pulau Rote dan Kota Kupang memperebutkan piala bergilir bupati yang diikuti oleh seluruh nelayan di dua kabupaten tersebut.

Pantai Tablolong
Lokasi pemancingan yang diapit pulau Rote dan pulau Timor itu memang dikhususkan untuk olah raga memancing. Jalur di selat tersebut, merupakan jalur migrasi ikan cukup ramai dari laut Timor menuju laut Sawu.

Lokasinya masuk wilayah Desa Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Berjarak 27 kilometer dari kota Kupang. Perjalanan menuju lokasi wisata itu ditempuh dalam waktu satu jam dengan mobil.


Lokasi tersebut disamping kaya akan berbagai jenis ikan, hamparan pasir putih serta pulau-pulau disekitarnya, memberikan pesona tersendiri. Dari Pantai Tablolong, dapat dilihat keindahan Pulau Rote yang berjarak 10 mil. Sementara di sebelah kanan sejauh 5 mill terdapat pulau Semau, membentang dekat selat Pukuafu yang terkenal ganas. Pada musim barat, keganasan gelombang laut Pukuafu yang mencapai empat meter, bisa dilihat dengan mata telanjang dari pantai Tablolon.

Dua pulau ini juga menyuguhkan panorama yang tak kalah menarik terutama di pagi dan menjelang matahari terbenam. Pohon Centigi yang tumbuh menyebar di bebatuan karang, menyuguhkan pesona lain.

Hingga tulisan ini dimuat, belum tersedia hotel, kecuali tiga unit homestay di lahan seluas dua hektare yang berjarak sekitar satu kilometer dari pemukiman warga, dan dibangun seorang pria berkewarnegaraan Kanada.

Sewa homestay per malam bagi wisatawan asing sebesar Rp100 ribu plus tiga kali makan, sedang wisatawan domestik sebesar Rp 50 ribu plus tiga kali makan. Belum tersedia jaringan listrik sehingga lingkungan homestay sepintas nampak sepi terutama pada malam hari. Hanya terdengar deburan ombak memecah karang. Sedang di pagi hari kicauan burung, senantiasa mewarnai suasana kehidupan desa terpencil di pulau Timor.

Ansgerius Takalapeta, merupakan sosok pejabat daerah yang memahami betul, bagaimana membangun obyek-obyek pariwisata tanpa harus kehilangan jati diri. Hal seperti itu juga diterapkan Anstakalapeta ketika menjabat Bupati Alor selama dua periode. Ia juga menerapkan konsep pembangunan yang sama di Pulau Kepa.

Di pulau yang tidak berpenghuni itu juga dibangun beberapa homestay yang dibangun dari bilik-bilik bambu. Malam hari, hanya boleh diterangi lampu-lampu minyak. Bedanya, jika Tablolong dijadikan area pemancingan sedang Kepa dijadikan sebagai salah satu titik penyelaman yang juga kaya akan berbagai jenis ikan.

Tak berkelebihan kiranya jika para peserta disamping dapat mengikuti lomba memancing juga akan dapat menikmati keaslian panorama alam di sekitarnya. Karena itu rasanya belum lengkap jika para penggemar mancing, belum menyinggahi lokasi tersebut, apalagi ada hadiah uang yang cukup besar itu. Tunggu apalagi. *

Comments

Popular posts from this blog

SENI TARI TRADISIONAL PULAU SEMAU

Wahana Mencari Jodoh Hingga Memupuk Persaudaraan "Pulau Semau" di NTT_____; ''Li Ngae'' tak sekadar tarian tradisional yang dipentaskan untuk memeriahkan setiap seremoni adat Helong. Lebih dari itu, "Li Ngae" ternyata jadi wahana mencari jodoh bagi kawula muda suku Helong di Pulau Semau. SEIRING dengan perkembangan jaman, Tari "Li Ngae" pada era 1970-an sering dipentaskan pada seremoni adat Helong maupun setiap musim panen jagung. "Li Ngae" biasanya digelar oleh orang yang hasil panen jagung-nya melimpah. Itulah sebabnya Tarian Tradisional ini tergolong cukup mahal karena untuk menggelarnya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

LUMUT (Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi, Siklus dan Manfaat Lumut)

1. Pengertian Lumut (Bryophyta) Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan telah mendiami bumi semenjak kurang lebih 350 juta tahun yang lalu. Pada masa sekarang ini Bryophyta dapat ditemukan disemua habitat kecuali di laut (Gradstein,2003).

Seni Tari "Li Ngae" Kembali Dilestarikan Setelah Nyaris Ditelan Zaman

PAGELARAN FESTIVAL SENI TARI ''LI NGAE'' Di Pantai Otan Pulau Semau Setelah nyaris ditelan hiruk pikuk zaman, Li Ngae sebagai tarian khas suku etnis Helong, muncul kembali dalam sebuah pagelaran lomba di Pulau Semau. Nusa Bungtilu pun tersenyum melihat Li Ngae kembali dilestarikan anak-anaknya. Seperti apa ceritanya?